Kamis, 19 Januari 2012

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NYERI KEPALA MIGREN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Nyeri kepala kadang-kadang dapat hilang dengan sendirinya pada saat penderita istirahat. Di lain keadaan, nyeri kepala menghilang pada saat penderita minum obat yang dapat dibeli bebas di pasaran. Keadaan tersebut pada umumnya tidak menimbulkan masalah bagi para penderita. Nyeri kepala akan menimbulkan masalah apabila penderita benar-benar mengalami kesakitan sehingga menganggu keadaan atau pekerjaan sehari- hari , atau apabila menganggu keadaan atau pekerjaan sehari-hari , atau apabila nyeri kepala berlangsung berulang-ulang atau menahun. Salah satu jenis nyeri kepala yang menganggu penderita adalah migren dan tension headache. Istilah migren ini telah memasyarakat, namun demikian masyarakat awam belum paham benar apakah migren itu. Pada umumnya , apabila merasakan nyeri kepala satu sisi maka mereka menganggapnya sebagai migren. Migren, seperti jenis nyeri kepala yang lain, tidak memberi gejala dan tanda yangobyektif. Sifat dan intensitasnya selain ditentukan oleh faktor penyebab juga ditentukan oleh faktor lainnya, misalnya kepribadian penderita. Dengan demikian para dokter harus dapat melakukan anamnesis yang tajam dan sabar untuk dapat sampai pada suatu kesimpulan diagnostik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep dasar penyakit migren ?
2.      Bagaiman konsep dasar asuhan keperawatan migren ?

C.    Tujuan Umun
1.      Untuk mengetahui konsep dasar penyakit migren.
2.      Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan migren.


BAB I I
KONSEP DASAR PENYAKIT

A.    Konsep Dasar Penyakit Nyeri Kepala ( Migren)
1.      Definisi
Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu dari serangan sakit kepala berat yang berulang-ulang.
Migren merupakan salah satu bentuk sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. (Keperawatan Medikal Bedah,)
Migren adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-27 jam, biasanya sesisi,sifatnya berdenyut, intensitas nyeri sedang-berat, di perhebat oleh aktivitas fisik rutin, dapat disertai nausea,fotofoia dan fonofobia. Migern dapat terjadi pada anak-anak dengan lokasi nyeri lebih sering bifrontal. (Kapita selekta,edisi ketiga,jilid 2,2000)
Migren merupakan suatu kondisi yang kronis dan kumat-kumatan.

2.      Epidemiologi
Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat dan 75 % diantaranya adalah wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia tetapi biasanya muncul pada usia 10 ± 40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun. Migren tanpa aura lebih sering diabndingkan migren yang disertai aura dengan persentasi 9 : 1.

3.      Etiologi
Penyebab migren tidak di ketahui jelas, tetapi ini dapat menyebabkan oleh gangguan vascular primer yang biasanya banyak terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam keluarga. Sakit kepala migren juga disebabkan oleh terjadinya suatu kombinasi antara vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan dilepaskannya suatu zat kimia dari serat – serat saraf yang menyelimuti pembuluh darah tersebut. Saat migren menyerang, arteri temporal (arteri yang berjalan disekitar pelipis) akan melebar. Pelebaran ini akan menyebabkan terjadinya peregangan pada serat saraf disekitar arteri sehingga merangsang serat saraf ini melepaskan zat kimia. Zat ini akan menyebabkan terjadinya peradangan, dan rasa sakit kepala sebelah (migren) yang luar biasa.




Berbagai factor dapat memicu serangan migren ditentukan oleh adanya defek biologis herediter pada system saraf pusat.  Antara lain :
a.       Hormonal
Fluktuasi hormone merupakan factor pemicu. adanya glukosa meningkat 14% wanita hanya mendapat serangan selama haid. Serangan migren berkurang selama kehamilan karena kadar estrogen yang relative tinggi dan konstan, sebaliknya minggu pertama porspartum, 14 % pasien mengalami serangan yang hebat karena turunnya kadar ekstradion. Pemakaian pil kontrasepsi juga menyebabkan frekuensi serangan migren.
b.      Menopause
Umumnya nyeri kepala migren akan meningkatkan frekuensi dan berat ringannya pada saat menjelang menopause. Tetapi , beberapa kasus membaik setelah menopause. Terapi hormonal dengan estrogen dosis rendah dapat diberikan untuk mengatasi serangan migren pasca menopause.
c.       Makanan.
 Berbagai makanan / zat dapat memicu timbulnya serangan migren. Pemicu migren tersering adalah alcohol berdsasarkan efek vasodilatasinya dimana anggur merang dan bir merupakan pemicu yang kuat. Makanan yang mrngandung tiramin, yang berasal dari asam amino tiroksin, seperti keju, makanan yang diawetkan atau diragi, hati, anggur merah, yogurt,dll. Makan lain yang pernah dilaporkan dapat mencetuskan migren adalah coklat (karena mengandung feniletilamin) telur, kacang,bawang,pizza,alpokat,pemanis buatan (aspartame), jeruk,pisang,daging babi,kopi,dan coca cola yang berlebihan.
d.      Monosodium Glutamat
Adalah pemicu migren yang sering terjadi yaitu nyeri kepala yang disertai kecemasan , pusing,parastesia dan tangan, serta nyeri perut dan nyeri dada.
e.       Obat-obatan
Seperti Nitrogliserin, nifedipin sublinguar, isosorbin-dinitrat, tetrasiklin, vitamin A dosis tinggi, fluoksetin dll.
f.       Lingkungan
Perubahan lingkungan dalam tubuh yang meliputi fluktuasi hormone pada siklus haid dan perubahan hormonal bangun tidur dapat menimbulkan serangan akut migren. Perubahan lingkungan eksternal meliputi cuaca, musim, tekanan udara, ketinggian dari permukaan laut, dan terlambat makan.
g.      Rangsangan Sensorik
Cahaya yang berkedap-kedip, cahaya silau, cahaya matahari yang terang, atau bau farfum, zat kimia pembersih, rokok, sura bising dan suhu yang ekstrim.



4.      Patofisiologi
Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskemia kortikal yang bervariasi. Serangan yang khas di mulai dengan vasokontriksi arteri kulit kepala dan pembuluh-pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh-pembuluh darah ekstrakranial dan intracranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Penelitian menyatakan bahwa dilatasi arteri menyebabkan hiperpermeabel dan yang mensterilkan radang local,yang menyebabkab nyeri di sekitarnya dan dilatasi arteri. Keadaan ini bertujuan untuk mengaktifkan zat-zat yang ada pada pembuluh darah (histamine,serotin,plasmokinin) yang berpartisipasi dalam membersihkan reaksi inflamasi.
Serangan migren umumnya akan mengaktifkan saraf simpatis. Yang dimaksud dengan saraf simpatis adalah saraf yang menjadi bagian dari sistem saraf manusia yang bertugas untuk mengendalikan respon tubuh terhadap stress dan nyeri. Peningkatan aktifitas saraf simpatis pada usus akan menyebabkan rasa mual, muntah dan diare. Aktifitas simpatis juga akan menyebabkan lambatnya pengosongan lambung yang mengakibatkan penyaluran obat ke usus halus untuk diserap juga akan terhambat. Hambatan penyerapan obat inilah yang menjadi masalah bagi penderita migren bila diberikan obat secara oral. Peningkatan aktifitas simpatis juga akan menurunkan aliran darah sehingga kulit akan tampak pucat dan dingin. Peningkatan aktifitas saraf ini juga akan menyebabkan terjadinya peningkatan sensitifitas terhadap cahaya dan suara.
Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migren. Teori vaskular, adanya gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh darah otak berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi otak yang dimulai pada korteks visual dan menyebar ke depan. Penyebaran frontal berlanjuta dan menyebabkan fase nyeri kepala dimulai. Teori cortical spread depression, dimana pada orang migrain nilai ambang saraf menurun sehingga mudah terjadi eksitasi neuron lalu berlaku shortlastingwave depolarizationol eh pottasium-liberating depression(penurunan pelepasan kalium) sehingga menyebabkan terjadinya periode depresi neuron yang memanjang. Selanjutnya, akan terjadi penyebaran depresi yang akan menekan aktivitas neuron ketika melewati korteks serebri. Teori Neovaskular (trigeminovascular), adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOS dan produksi NO akan merangsang ujung saraf trigeminus pada pembuluh darah sehingga melepaskan CGRP (calcitonin gene related). CGRP akan berikatan pada reseptornya di sel mast meningens dan akan merangsang pengeluaran mediator inflamasi sehingga menimbulkan inflamasi neuron. CGRP juga bekerja pada arteri serebral dan otot polos yang akan mengakibatkan peningkatan aliran darah. Selain itu, CGRP akan bekerja pada post junctional site second order neuron yang bertindak sebagai transmisi impuls nyeri.


6.      Manisfestasi klinis
Migren merupakan suatu kondisi yang khronis dan kumat kumatan. Sebagian besar serangan migren juga disertai dengan sakit kepala yang lain. Sakit kepala migren sering digambarkan sebagai sebuah sakit kepala yang hebat, berdenyut dan menyerang kepala pada satu sisi. Kadang kadang sakit dirasakan di dahi, sekitar mata dan dibelakang kepala sehingga mengaburkan gejala dengan sakit kepala yang lain. Walau sebagian besar migren menyerang pada satu sisi kepala, namun sering juga dijumpai gejala migren pada kedua sisi kepala. Sisi kepala yang terserang migren pun sering bergantian pada setiap kali serangan. Hati hati bila sisi kepala yang terserang selalu sama, kemungkinan lain adalah terjadinya suatu tumor otak. Penderita migren sering tersiksa dalam melakukan aktifitas sehari hari terutama saat serangan terjadi. Gejala lain yang menyertai migren antara lain, mual, muntah, diare, wajah pucat, kaki tangan dingin, serta penderita akan sensitif terhadap cahaya dan suara. Akibat terjadinya peningkatan sensitifitas terhadap cahaya dan suara maka penderita migren harus berbaring di ruangan yang sepi dan gelap. Serangan migren biasanya akan mereda dalam 4 sampai 72 jam.
Hampir 70% memiliki riwayat migren dalam keluarga. Sebagian besar wanita. Serangan pertama migren biasanya di mulai saat remaja dan dewasa muda, kemudian cenderung berkurang pada usia decade ke 5 dan 6. Biasanya terdapat factor memicu. Umumnya pasien memiliki kepribadian yang perfeksionis,kaku,dan impulsive.
      Gambaran klinis migren biasanya berupa nyeri kepala berdenyut yang bersifat unilateral tetapi dan bilateral atau berganti sisi. Serangan migren umumnya 2-8 kali per bulan, lamanya sekali serangan antara 4-24 jam atau isa lebih lama, intensitas nyeri sedang-berat, gejala penyerta antara lain,: mual, muntah, fotofobia, dan / atau fonofobia,wajah pucat, vertigo, tinnitus, iritabel. Pada migren dengan aura, gejala prodromalnya adalah skotomata.teikopsia(spekta fortifikasi), fotofobia (kilatan cahaya) parestesia serta halusinasi visual kehabisan tenaga, rasa lelah, sangat lapar dan rasa gugup / gelisah. 
Sakit kepala sering muncul pada saat bangun tetapi hal ini dapat terjadi sewaktu-waktu.

7.      Klasifikasi
a.       Migren klasik
           Didahului aura visual berupa skotoma, Kilatan cahaya, penglihatan kunang-kunang atau garis-garis hitam putih,atau penglihatan kabur selama 10-20 menit. Kemudian timbul nyeri kepala berdenyut unilateral yang makin berat berlangsung antara 1-6 jam. Biasanya akan reda dalam waktu 6-24 kam tapi kadang-kadang lebih lama. Gejala penyerta yang sering di jumpai adalah mual, muntah, fotofobia, fonofobia, iritabel dan malaise.

Serangan migren klasik dapat di bagi menjadi tiga fase yaitu:
1). Face Aura
Bila migren di hubungkan dengan aura, aura dapat lebih dari 30 menit dan dapat memberikan waktu yang cukup bagi pasien untuk menentukan obat yang akan digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Periode ini adalah karakteristik dari manisfestasi sensori , terutama gangguan penglihatan (cahaya menyilaukan).
Gejala-gejala lain dapat terjadi dengan adanya:
1). Kesemutan 
2). Perasaan gatal pada wajah dan tangan
3). Konfusi sedang
4). Sedikit lemah pada ekstremitas
5). Pusing       
            Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan karakteristik perubahan fisiologik awal dari migren klasik. Pemeriksaan aliran darah serebral dilakukan selama sakit kepala migren menunjukaan bahwa semua fase serangan aliran darah serebral berkurang ke seluruh otak, dengan kehilangan aotoregulasi lanjut dan kerusakan responsivitas CO2.
2). Fase sakit kepala
            Pada saat gejala awal di mulai berkurang, gejala ini di diikuti oleh sakit kepala unilateral (dua pertiga pasien) dan berdenyut. Sakit kepala ini berat dan menjadikan tidak mampu dan sering dihubungkan dengan fotofobia ,mual,dan muntah. Durasi keadaan ini bervariasi, dengan jarak dari beberapa jam dalam satu hari atau sepanjang hari.
3). Fase pemulihan
            Adalah periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan ketegangan local. Kelelahan biasa terjadi dan kelelahan fisik menimbulkan kembali nyeri sakit kepala. Selama fase pasca sakit kepala ini, pasien dapat tidur untuk waktu yang panjang.
b.      Migren umum
Nyeri kepala timbul tanpa didahului prodromal aura visual seperti pada migren klasik den biasanya erlangsung lebih lama.
c.       Migren Asosiasi
Pada migren ini, nyeri kepala disertai deficit neurologis yanag bersifat sementara, misalnya pada migren oftalmoplegik, migren hemiplegic, dan migren dengan afasia. Deficit neurogis ini biasanya timbul mendahului atau setelah nyeri kepala (migren asosiasi) atau tanpa adanya nyeri kepala (migren disosiasi).

d.      Migren komplikata
Pada migren ini, deficit neurologis yang timbul akan menenatap karena terjadi infark serebri. Oleh sebab itu, fase konstriktor tidak boleh diberikan agar tidak memperberat infark tersebut.
e.       Status Migren
Adalah serangan migren yang berlangsung lebih dari 24 jam yang disebabkan oleh inflamasi steril sekitar pembuluh darah yang melebar. Pebgobatan yang efektif adalah dengan kortikosteroid (misalnya, deksametason injeksi 3 kali 5 mg/hari intramuscular) atau injeksi dihidroerkotamin 1mg intravena dan metoklopamid injeksi 5-10 mg intravena diberikan setiap 8 jam selama dua hari.

8.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan untuk menghilangkan penyakit lain( jika ada indikasi) adalah pencitraan ( CT scan dan MRI ) dan punksi lumbal.

9.      Penatalaksaan
Secara umum tata laksana berupa :
a.       Saat serangan beri terapi simtomatik
b.      Bila factor pencetus dikenali maka harus dihindari
c.       Ansietas dan depresi harus diobati.
d.      Relaksasi dan latihan pernafasan

Terapi untuk sakit migren dibagi dalam pendekatan abortif (simpatomatik) dan pencegahan. Pendekatan abortif sangat baik dilakukan pada pasien yang sering mendapat serangan dan ditujukan untuk mengurang dan membatasi serangan sakit kepala atu terjadinya keadaan nyeri. Pendekatan pencegahan digunakan untuk pasien yang sering mengalami serangan teratur atau interval yang dapat diramalkan dan terapi obortif digunakan dalam menghindari keadaan medis ini.
      Pelaksanaan serangan akut. Preparat ergotamine (digunakan per oral, sublingual, sub kutan, intrmuskular, rectal atau melalui inhalasi) efektif dalam menghilangkan sakit kepala jika digunakan pada awal proses migren. Ergotamine tatrat bekerja pada otot-otot polos, yang menyebabkan kontriksi yang lama pada penbuluh darah cranial. Masing-masing dosis pasien diberikan sesuai dengan kebutuhan individu. Efek samping yang terjadi terdiri dari sakit pada otot-otot, parestesia, mual dam muntah. Kavergot adalah kombinasi ergotamine dan kavein dapat, menahan atau mengurangi beratnya sakit kepala mencapai 90 % pada serangan migren, ter4utama jika diberikan awal.
      Sumatriptan (imitriks) adalah obat yang digunakan untuk mengobati migren akut dan sakit kepala klaster pada satu sisi. Hasilnya lebih efektif daripada kavergot oral untuk migren sedang sampai berat pada sebagian besar pasien. Untuk subcutan tersedia dalam bentuk autoinjeksi untuk penggunaan segera. Intruksi cermat pada pasien penting untuk mencegah reaksi obat.
      Selama serangan akut, pasien dapat mengalami perbedaan dengan berbaring diam dalam ruangan gelap dengan kepala sedikit dinaikan. Minum kopi hitam juga dapat menolong beberapa pasien. Terapi simtomatik untuk migren terdiri dari analgetik, sedative, zat-zat anti ansietas dan antiemetic.
Tujuan terapi migren adalah membantu penyesuaian psikologis dan fisiologis, mencegah berlanjutnya dilatasi ekstrakranial, menghambat aksi media humoral ( misalnya serotonin dan histamin), dan mencegah vasokonstriksi arteri intrakranial untuk memperbaiki aliran darah otak.
Terapi tahap akut adalah ergotamin tatrat, secara subkutan atau IM diberikan sebanyak 0,25 ± 0,5 mg. Dosis tidak boleh melewati 1mg/24 jam. Secara oral atau sublingual dapat diberikan 2 mg segera setelah nyeri timbul. Dosis tidak boleh melewati 10 mg/minggu. Dosis untuk pemberian nasal adalah 0,5 mg (sekali semprot). Dosis tidak boleh melewati 2 mg (4 semprotan). Kontraindikasi adalah sepsis, penyakit pembuluh darah, trombofebilitis, wanita haid, hamil atau sedang menggunakan pil anti hamil. Pada wanita hamil, haid atau sedang menggunakan pil anti hamil berikan pethidin 50 mg IM. Pada penderita penyakit jantung iskemik gunakan pizotifen 3 sampai 5 kali 0,5 mg sehari. Selain ergotamin juga bisa obat ± obat lain (lihat tabel 6). Terapi profilaksis menggunakan metilgliserid malead, siproheptidin hidroklorida, pizotifen, dan propanolol. Selain menggunakan obat ± obatan, migren dapat diatasi dengan menghindari aktor penyebab, manajemen lingkungan, memperkirakan siklus menstruasi, yoga, meditasi, dan hipnotis.

10.  Prognosis
Prognosis migrain adalah buruk. Kasus migrain masih terus dipelajari dan penelitian dalam hal ini masih berlangsung. Migrain merupakan gangguan kronis dengan serangan episodik dengan prognosis jangka panjang sangat bervariasi. Migrain mungkin memiliki remisi sangat jinak (lengkap) atau relatif jinak (remisi parsial) prognosis. Dalam beberapa kejadian , migrain menetap dan tidak dapat dihilangkan. Sebuah studi populasi baru-baru ini menunjukkan bahwa, selama periode 1-tahun, 84% dari pasien dengan migrain bertahan dengan diagnosis (ketekunan migrain); sekitar 10% mengalami remisi 1-tahun klinis lengkap, dan 3% mengalami remisi parsial ; 3% migrain kronis lainnya dikembangkan. studi jangka panjang mendukung konsep bahwa kasus migrain meningkat dengan usia dan juga bahwa faktor risiko yang telah diidentifikasi (misalnya terlalu sering menggunakan obat, obesitas, dll).


11.  Pencegahan
Pencegahan migren adalah dengan mencegah kelelahan fisik, tidur cukup, mengatasi hipertensi, mengurangi makanan (seperti keju, coklat, alkohol, dll.), makan teratur, dan menghindari stress.


























B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1.      Pengkajian
a)      Identitas Pasien
b)      Riwayat Penyakit
c)      Aktivitas / Istirahat
Letih, lelah, malaise, ketegangan mata, insomnia, bangun pada pagi hari disertai nyeri kepala, aktivitas kerja.
d)     Sirkulasi
Riwayat hipertensi, hipertensi, denyutan vaskuler (misl. Di daerah temporal), pucat, wajah tampak kemerahan.
e)      Integritas Ego
Factor-faktor stress emosional, ansietas, perasaan ketidak mampuan.
f)       Makanan/Cairan
Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan.
g)      Neurosensori
Pening, tidak mampu konsentrasi, riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke, epistaksis, parestesia, perubahan dalam pola bicara, papiledema.
h)      Nyeri/Kenyamanan
Nyeri yang dirasakan mungkin menyeluruh atau unilateral, kedutan kuat, mungkin dimulai pada sekeliling mata dan/atau menyebar kedua mata, pucat pada daerah wajah, gelisah.
i)        Keamanan
Riwayat alergi, demam, gangguan cara berjalan, parastesia,paralisis, drainase nasal purulen.
j)        Interaksi social
Perubahan dalam tanggung jawab peran













2.      Diagnosa Keperawatan

No. Dx
DIAGNOSA
Tgl. Teratasi
TTD
1
Nyeri akut b/d   stress dan ketegangan, peningkatan intracranial d/d mengatakan nyeri, pucat sekitar wajah, gelisah.



2
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak mampuan dalam memasukan, mmencerna, mengabsorbsi, makanan karena factor biologi, psikologi d/d mual, muntah, penurunan BB, anoreksia.


3
Gangguang pola tidur b/d nyeri kepala d/d insomnia, wajah pucat, lemas.


4
Kurang pengetahuan b/d kurangnya paparan informasi d/d  prilaku yang tidak tepat dan berlebihan.




























3.      Intervensi Keperawatan

No. Dx
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…x…)jam diharapkan nyeri akut berkurang dengan kh :
1.      Px. Melaporkan nyeri berkurang
2.      Skala nyeri berkurang (1-2)
3.      Pasien tampak tenang
4.      Pasien tidak gelisah
1.      Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, karakteristiknya, lokasiny, lamanya, faktor yang mem-perburuk atau yang meredakan.
2.      Berikan kompres dingin pada kepala


3.      Anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan yg tenang


4.      Kolaborasi dalam pemberian analgetik (spt asetaminofen, ponstan ).
1.   Untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang di berikan.
2.   Meningkatkan rasa nyaman dgn menurunkan vasodilatasinya
3.   Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dpt mengurangi sakit kepala.
4.   Utk mengurangi sakit kepala krn ganguan vaskuler.
2
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…x…)jam diharapkan  kebutuhan nutrisi pasien adekuat  dengan kh :
1.      BB ideal
2.      Nafsu makan meningkat
3.      Mual muntah berkurang

1.      Observasi masukan dan haluaran nutrisi


2.      Beri makanan sedikit tapi sering dalam keadaan hangat
3.      Timbang BB tiap 3 hari sekali

4.      Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet sesuai kebutuhan
1.      Untuk mengetahui intake & output makanan
2.      Mengurangi distensi abdomen

3.      Mengetahui keadaan umum px
4.      Memenuhi nutrisi pasien
3
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…x…)jam diharapkan pasien dapat tidur dengan nyenyak dengan kh :
1. Pasien tampak segar, pasien tampak tidak lemas.

1.     Kaji masalah gangguan tidur

2.     Berikan lingkungan yang nyaman.

3.    Berikan massase pada daerah nyeri.

4.    Berikan guide imegery



5.    Batasi masukan cairan waktu malam







6.      Kolaborasi pemberian obat tidur
1.      Mengetahui batasan gangguan tidur
2.      Pasien dapat beirahat dengan nyaman.
3.      Untuk meminimalkan rasa nyeri.
4.      Untuk mengalihkan rasa sakit pasien agar pasien bisa tidur.
5.      Untuk meminimalkan terbangunnya waktu malam hari untuk berkemih. Agar tidak kembali timbulnya migren.
6.      Untuk membantu menenangkan pasien agar bisa tidur
4
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…x…)jam diharapkan pengetahuan pasien tentang penyakit meningkat  dengan kh :
7.    Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan pengobatan

1.      Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui.



2.      Bantu pasien dalam mengidentifikasi kemungkinan factor predisposisi

1.      Mempengaruhi pemilihan terhadap penanganan dan berkembang kearah proses penyembuhan
2.      Menghindari / membatasi factor-faktor ini seringkali dapat mencegah berulangnya/ kambuhnya serangan









4.      Evaluasi
1.      Nyeri akut berkurang dengan skala nyeri (1-2),  ekspresi wajang px tenang, pasien tidak gelisah.
2.      Kebutuhan nutrisi pasien adekuat dengan BB ideal, nafsu makan meningkat, tidak terjadi  mual dan muntah.
3.      Pasien tau tentang kondisi dan pengobatan penyakitnya.






BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Migren merupakan salah satu bentuk sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. Disebabkan oleh defek biologis,lingkungan, makanan, obat-obatan , monosodium glutamate. Tanda dan gejala dari migren adalah sakit kepala yang hebat, berdenyut dan menyerang kepala pada satu sisi. Gejala lain yang menyertai migren antara lain, mual, muntah, diare, wajah pucat, kaki tangan dingin, serta penderita akan sensitif terhadap cahaya dan suara. Migren dapat di klasifikasikan menjadi lima yaitu: Migren klasik, Migren umum, Migren Asosiasi, Migren komplikata, Status Migren.

B.     SARAN
Jangan pernah mengangap penyakit nyeri kepala itu adalah suatu penyakit yang wajar, cegahlah penyakit itu dengan cara mencegah kelelahan fisik, tidur cukup, mengatasi hipertensi, mengurangi makanan (seperti keju, coklat, alkohol, dll.), makan teratur, dan menghindari stress.














DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth, (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, volume 2.                           Jakarta : EGC.
Sylvia and Lorraine. (2006) Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 6, volume 2. Jakarta : EGC.
W.F.Ganong. (2005) Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC
Arif mansjoer,dkk.(2000).kapita selekta kedokteran.edisi ketiga.jilid 2.jakarta:EGC